Part 15. “Belajar Menulis Setiap Hari “
Belajar Menulis Bersama Penulis Buku “Sekolahku Inspirasiku”
Part 15.
“Belajar Menulis Setiap Hari “
oleh andy Muhtadin
Selasa, 28 April 2020. Memasuki hari kelima puasa belajar
menulis online via group WA masih tetap semangat. Belajar biasanya dilakukan malam hari sekarang
sudah berganti menjadi sore hari pukul 13.00-15.00 WIB. Susana kantuk mendera menyerang mata ingin istirahat.
Biasanya jam-jam istirahat seperti itu sangat melelahkan mata untuk tetap bertahan
untuk tidak terpejam apalagi untuk belajar. He..he.he.
Inilah perjuangan belajar menulis kali ini. Istri tercinta mengingatkan
“pukul 13.00 sebentar lagi. Ayah harus belajar katanya…”. Saya bergegas bangkit
dan senyum kecil menyeruak keluar dibibir ini. Senyum untuk diri sendiri.
“begini rasanya kembali jadi murid yang sedang belajar”. Kataku dalam hati.
Sore itu. Dr. Uswadin akan berbagi ilmunya kepada kami peserta belajar menulis. Tema
yang akan disampaikan adalah belajar menulis setiap hari. Pada akhirnya hasil belajar sore itu dapat dinikmati
kisahnya oleh pembaca buku ini. Sebelumnya kita kenal dulu siapa Dr. Uswadin.
Pendidikan Managemat Pendidikan S3 UNJ,
Guru SMP Labschool
Jakarta, dan Kebayoran,
Kepala SMP Labschool Cibubur 2011 sampai
dengan 2019, Pengembang
Labschool UNJ. Dan dikarunia dua anak,
tempat tinggal sekarang di Matraman
Jakarta Timur.
Memliki motto penyemangat
berkarya “Bermanfaatlah Untuk Sesama”.
“Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh, Alhamdulillahirrabil alamiin,
hari ini kita bisa bersilaturrahmi melalui WA group ada acara guru menulis yang
diselenggarakan PGRI, saya berharap bapak ibu semuanya diseluruh penjuru tanah
air dalam keadaan sehat walafiat dan bagi yang muslim dapat menjalankan ibadah
puasanya dengan baik hari ini saya diminta oleh Pak Wijaya untuk berbagai
materi tentang kiat-kiat menulis yang sebenarnya dibilang mudah juga mudah di bilah susah ya susah tergantung dari
mana kita akan memulai dan semangat untuk memulai”. Ucap Dr. Uswadin mengawali kuliahnya.
Selanjtunya Dr. Uswadin menuturkan bahwa menulis memerlukan satu
ketrampilan dan kemampuan tersendiri kalau dilakukan secara terus menerus dan
dievaluasi kelemahan yang ada maka kemampuan menulis kita semakin membaik. Menulis yang baik pertama, mengalahkan diri sendiri, artinya atasi kemalasan menulis
yang ada pada diri kita. Kedua
hindari ketidak percayaan diri, maksudnya jangan merasa tulisan kita tidak
bagus, tidak berbobot, tidak memiliki makna akhirnya kita berhenti berkarya. Ketiga luangkan waktu untuk menulis,
artinya buat jadwal menulis setiap hari disesuakan dengan kondisi kita,d an
yang keempat memanfatkan ide yang
datangnya tidak menentu baik tempat maupun waktunya.
Terkadang ide datangnya tiba-tiba segera tuliskan dalam draf pada handpone, kertas dan sebaginya, agar ide tersebut tidak hilang
begitu saja. Mualilah menulis dari draf
tersebut, tuangkan dan kembangkan menjadi sebuah tulisan yang terbaik.
Dr. Uswadin mengatakan bahwa menulis itu dimulai dari sebuah ide maka
tanpa ide tulisan tidak memiliki content, tujuan yang jelas. Alasan kita berani
menulis karena kita memiliki gagasan-gagasan yang dapat disusun menjadi karya
terbaik.
Menurutnya, memulai itu adalah sesuatu yang terbaik jangan menuggu
sempurna karena tulisan yang baik adalah tulisan yang sudah selesai. Sebagimana
Ia mengutip ucapan gurunya seorang profesor (tanpa nama) yang menyampaikan
bahwa karya terbaik adalah karya yang selesai, artinya sudah ditulis dengan
baik.
Tentu berbeda dengan karya baik tapi dalam proses perencanaan, dalam atau
sedang akan ditulis. Jangan takut dan ragu untuk menulis. Beliau meminjam istilah dalam terminologi
agama pada kata Iqro’ yaitu baca, baca, baca.
Oleh karena itu kita harus bisa tulis, tulis, tulis dan menulis.
Dr.Uswadin membagi pengalamannya dan contoh ide yang pernah ia tulis buku
kecil sebelum hilang dan sebelum menjadi tulisan lengkap. “Ide ini muncul saat
saya sedang santai dan karena khawatir hilang... maka langsung saya ambil
ballpoin dan buku kecil untuk mencatat point-point apa yang terlintas dalam
kepala.
Setelah point-point
tersebut tertulis maka pada waktu dan suasana yang tepat kita bisa tulis ide
tersebut. Setelah jadi berjudul menjadi
“Mengambil Hikmah di Balik Pandemi Covid-19”. Lebih detil silahkan baca pada https://www.teraslampung.com/mengambil-hikmah-di-balik-pandemi-covid-19/”. Ucap Dr.Uswadin.
Tulisan yang telah selesai dapat disher ke
publik seperti blog contoh karya Dr. Uswadin *PESANTREN BAITI JANNATI*
Sumber : http://uswadinlabschool.blogspot.com/2020/04/pesantren-baiti-jannati.html. Atau di muat pada media sosial yang lain,
bahkan media cetak dan digital. “Contohnya tulisan yang sudah jadi saya coba
kirim ke media on line dan alhamdulillah bisa diterima oleh redaksi. Ucapnya.
Saya mencoba kirim ke beberapa media on line dan ternyata diterima
juga”. Selain media online kita juga mencoba dan memberanikan diri untuk
mengirimkan tulisan kita ke media cetak. Ada kebanggaan tersendiri jika tulisan
kita dapat dimuat apalagi di surat kabar yang sudah populer atau berskala
nasional. Ungkapnya sekaligus memberikan bukti hasil karya yang sudah dimuat,
atau dapat dilihat di https://m.soundcloud.com/uswadin-labschool/hebatnya-negriku.
Semua karya ini didapat dari ide yang ditulis dari coretan-coretan,
mengkompilasi dari blog tabungan tulisan
kita, memakan waktu beragam ada 4 jam, 3 hari bahkan 4 tahun. Menulislah
sesuai dengan kemauan kita mencari waktu dan kesempatan yang pas dan tepat.
Sehingga menjadi karya terbaik.
Pada akhir materi Ia mengingatkan, agar membangun kepercayaan diri untuk
mengawali, memproses, dan mengakhiri tulisan. Karena setiap orang memiliki gaya
menulis masing-masing tentunya mempunyai perbedaan dalam kelebihan dan
kekurangannya. Terus belajar, belajar, belajar dan belajar menulis setiap hari,
akhirnya akan tumbuh rasa percaya diri. Selamat mencoba dan pasti bisa.
Inspirasi dan motivasi kita dapatkan. Bagaimana
ide datang, bagaimana pula kita
menangkap ide tersebut. Lalu bagaimana memperlakukan ide menjadi sebuah tulisan
menjadi karya yang baik. Dr. telah mengisahkan trik bahkan pengalamnya.
Bukti dari itu pun Ia perlihatkan kepada kita semua.
Sekarang apa lagi yang kita tunggu, mari menulis
seperti yang dianjurkan Dr. yang pasti jangan pernah acuh pada kedatangan ide.
Karena ide datang tak mengenal waktu dan tempat. Kita harus kreatif menangkap
ide, menuliskanya untuk sesaat agar tidak lupa bahkan hilang begitu saja.
Adanya ide seseorang dapat memulai tulisanya menjadi
naskah buku terbaik. Karya terbaik dari tulisan terbaik. Mari belajar menulis
setiap hari. Dimulai dengan membaca buku ini. Semoga…
Komentar
Posting Komentar