Tampilkan postingan dengan label Belajar Menulis Bersama Penulis BUKU SOS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Belajar Menulis Bersama Penulis BUKU SOS. Tampilkan semua postingan

Minggu, 21 Juni 2020


Belajar Menulis Bersama Penulis Buku “SOS
Part 17.  Menulis dalam Kesibukan

Selasa, 5 Mei  2020. Pukul 13.00 – 15.00. Belajar menulis ke 17 hari.  WIB.  Belajar bersama Much. Khoiri. Ia masuk dalam buku 50 tokoh inspiratif alumni Unesa (2014). Berkiprah dalam lembaga redaktur pelaksana jurnal kebudayaan Kalimas dan penasihat jurnal berbahasa Inggris Emerald. Redaktur jurnal sastra dan Seni. Selain menghidupkan beberapa komunitas penulis, Ia juga pernah mengomandani ngaji sastra di Pusat Bahasa Unesa bersama para sastrawan.
                                    
“when you speak your word encho only across the room,
or dwon the hall. But when you write,your words echo dwon the ages”.
 But Gardner
Apa yang kita angankan akan lenyap, apa yang akan kita katakan akan musnah,     
apa yang kita lakukan akan tak tersisa kecuali dituliskan. Ia akan
                                   abadi dan mensejarah. (Master Emcho)
          Master Emcho
Blog.http://muchhoiriunesa.blogspot.com
Mengenal lebih dekat Profil Much. Khoiri. Lahir di Desa Bacem, Madiun 24 Maret 1965, Much. Khoiri kini menjadi dosen dan penulis buku dari FBS Universitas Negeri Surabaya (Unesa), trainer, editor, penggerak literasi. Alumnus International Writing Program di University of Iowa (1993) dan Summer Institute in American Studies di Chinese University of Hong Kong (1996) ini  trainer untuk berbagai pelatihan motivasi dan literasi.
Aktif menulis di muchkhoiriunesa.blogspot.com; www.kompasiana.com/much-khoiri; muchkhoiri.gurusiana.id.; jalindo.net; dan sahabatpenakita.id. Instagram: @much.khoiri dan @emcho_bookstore.
Emailnya muchkhoiriunesa@gmail.com dan muchkoiri@unesa.ac.id  HP/WA: 081331450689. Facebook: Much Khoiri-90.
Much. Khoiri, seorang dosen dan penulis 42 buku dari Unesa Surabaya. Memuatkan tulisan di media cetak sejak 1986/1987. Buku Sopo Ora Sibuk (SOS) yang akan disajikan dalam belajar menulis, sore itu.
Buku terbaru edisi revisi SOS Sapa Ora Sibuk : Menulis dalam Kesibukan 2020 karya Prof. Much Khoiri disapa akrab “Master Emcho”.Buku ini sangat menantang penulis untuk mengajukan pertanyaan. Apa bisa Menulis dalam Kesibukan ?. padahal alasan “maaf aku sibuk tidak ada waktu”  adalah  kata pamungkas  menolak berbagai macam ajakan, permintaan seseorang kepada kita.
Master Emcho mengajak untuk sejenak memperhatikan disekeliling kita semua orang yang berakivitas penuh dengan kesibukan, bekerja, menulis, di kantor, berpergian, termasuk orang yang sedang main game pun sibuk main, orang yang menonton sepak bola sibuk menonton, semua orang  sibuk dengan urusan masing-masing. Semua itu terjadi karena kita hidup maka kita penuh dengan kesibukan.
Master Emcho terinspirasi oleh buku Ahmad Rifa’i Rif’an berjudul “Tuhan Maaf Kami Sedang Sibuk”. Sebuah refleksi kehidupan manusia terhadap sang pencipta yang sering melupakan Tuhannya karena kesibuknnya.
Hakikatnya selagi masih hidup maka seseorang itu dalam kesibukkan, mari kita merenung masih tepatkah alasan “saya lagi sibuk” untuk tidak melakukan sesuatu yang lain. Menjadi pertanyaan bagi kita penulis mengaku sangat sibuk pada akhirnya tidak berkarya, tidak menghasilkan tulisan.
Mengapa harus menulis, dalam But Gardner “ketika kau bicara kata-katamu hanya menggema didalam ruangan saja, tetapi ketika engkau menulis kata-katamu akan menggema  sampai keluar ruangan bertahun-tahun bahkan berabad-abad lamanya.
Ungkapan bermagis dari Pramoediya Anata Toer “orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis ia akan hilang didalam masyarakat dan dari sejarah menulis adalah bekerja untuk keabadian”, sastrawan ini juga mengatakan bahwa penulis itu memiliki kedudukan yang mulia begitu seorang pengarang mati tugasnya sebagai pengarang tidak dapat diambil alih oleh siapapun, sebaliknya jika dosen, camat, polisi mati dalam waktu singkat ada orang yang mampu menggantikanya.
Betapa pentingnya alasan kita untuk menulis, sesuatu yang harus diperjuangkan.
Dalam menulis pada konteks kesibukan harus melakukan didikan diri untuk menulis, mendidik diri disiplin menulis berani berprinsip reward and punishment (ada hadiah ada hukuman).
Bila kita tidak disiplin menulis maka perlu ada hukuman, buatlah hukuman yang adil menurut kita layak dan mendukung kegiatan menulis kita. Sebaliknya kalau melampaui target menulis kita juga memberikan hadiah kepada diri sendiri seperti menyelesaikan buku dalam waktu tertentu maka kita hadiahi diri sendiri seperti jalan-jalan, menonton TV, beli hp, laptop baru bahkan buku-buku bacaan dan sebagainya. Kata kuncinya jangan hanya bisa mendidik orang lain tetapi tidak bisa mendidik diri sendiri.
Menulis itu berkomunikasi bukan hanya sekedar berekspresi, berasumsilah bahwa menulis itu berkomunikasi berarti kita berhadapan dengan orang yang diajak berkomunkasi (pembaca) ungkapan dari Plato orang bijak itu bicara karena mereka punya sesuatu untuk disampaiakn untuk dikatakan, orang bodoh mereka menyatakan sesuatu. Bisa saja sesuatu yang tidak penting disampaikan tetapi pentingnya bicara saja. Sementara orang bijak itu diam tetapi ketika ada sesuatu yang harus disampaikan maka disampaikan.
Begitupun penulis tidak sekedar menulis tetapi ada sesuatu yang harus disampaikan dengan menulis. Mengkomunikasikan gagasan, perasaan, pengalaman dan sebagainya kepada pembaca. Penulis dan pembaca diibaratkan dalam sebuah forum yang saling berhadapan, maka dalam menulis gunakan kata : saya, anda, kita, sudara, pembaca sekalian dan seterusnya. Begitupun dengan materi tulisan harus selaras dengan kebutuhan audiens, menulislah sesuai yang dibutuhkan pembaca.
Pengorganisasian tulisan harus bagus, dalam satu halaman buatlah beberapa parafgraf agar mudah di baca dan di pahami. Aturlah hubungan kalimat dalam paragraf, hubungan paragraf antar paragraf dan seterusnya. Agar pembaca tertarik sehingga pembaca terus mengikuti penjelasan buku kita sampai tuntas.
Bahasa tulis kita harus komunikatif sesuai dengan sangkrah tulisan kalau tulisan ilmiah tentu bahasa ilmiah, kalau untuk pembaca umum bahasa tulisan kita gunakan semi ilmiah atau semi popular. Tujuannya supaya pesan tulisan kita enak dibaca dan sampai kepembaca.
Dalam buku SOS Sapa Ora Sibuk : Menulis dalam Kesibukan ada 17 jitu dalam menyiasati kesibukan untuk menulis antara lain :
1.Tetapkan Niat Menulis
Apa yang membuat kita termotivasi untuk menulis, dasari diri dengan innamalu ‘amalu binniyat, sesunggunya amal itu tergantung pada niatnya, hal ini penting salah niat akan salah pula sesuatu itu datang pada alamatnya, Niat dan keyakian menjadi daya dorong ketika belum bangkit dan menjadi daya tahan ketika ada godaan.
Niat menulis ada dua pertama niat umum/abstrak/filosufis, menulis untuk mencerdaskan bangsa, menulis untuk beramal jariyah, namun niat ini sulit untuk diukur. Kedua niat pragmatis, agar mendapat tambahan uang, menambah penghasilan, ketenaran dan seterusnya.
2.   Rajinlah Membaca
Ada ungkapan yang menarik orang yang sedang membaca itu bagaikan sedang melihat masa lalu dan masa dapan hadir dalam setiap sejarah dan hadir dalam setiap imajinasi orang-orang yang bijak.
Susan Sontak mengatakan membaca itu biasanya mendahului menulis pemicu menulis itu adalah hasil dari membaca. Menjadi pencinta  membaca merupakan pemicu kita bisa bermimpi menjadi seorang penulis.
Ungkapan Natalie. menyatakan bahwa ketika kita membaca buku yang bagus maka suatu ketika kita menulis, hasil membaca buku yang bagus tersebut keluar dari tulisan kita.
Dengan demikian bila kita membaca buku yang bagus sangat besar kemungkinan kutipan-kutipan, pendapat-pendapat asumsi-asumsi yang ada di dalam buku tersebut akan menginspirasi,  memperkaya analisa, bisa membuat tulisan kita lebih bagus.
3.   Gunakan Alat Perekam Gagas
Kalau sedang berpergian jangan lupa membawa alat perekam, seperti kamera, handycam, buku saku, handpone. Untuk saat ini Hp merupakan komunkasi yang multifungsi dapat dijadikan alat perekam suara gambar, atau menulis. Ketika kita dalam perjalan untuk bekerja atau jalan-jalan ada momen yang menarik kita dapat merekam dengan hp, hal ini bisa menjadi sumber inspirasi kita menulis, memperkaya tulisan kita.
Max Gilbert mengatakan pikiran manusia itu seperti payung ia berfungsi paling bagus ketika ia terbuka.  Filosufi payung menerima masukan dari siapapun. Linus Carl Pauling mengatakan cara terbaik untuk memiliki sebuah ide yang bagus adalah memiliki banyak ide. Jadi kita harus memiliki banyak ide sehingga kita dapat memilih ide yang terbagus dari berberapa ide yang banyak tadi.
Dengan banyak rekaman kita akan mudah memilih ide mana yang terbaik yang akan kita pilih.
4.   Kobarkan Inspirasi
Inspirasi atau Ilham adalah sesuatu yang membuat kita memunculkan ide yang paling bagus. Inspirasi tumbuh dan berkembang berkat kekayaan pengetehuan dan sebuah pemicu.
Dalam buku Master Emcho tahun 2014 terbitan Elex Media Komputindo inspirasi itu di rumuskan bahwa inspirasi sama dengan pengetahuan awal, bekal pengetahuan seseorang miliki nilai tambah, contoh kita tahu tentang dunia pesantren lalu ada berita di koran tentang pesantren bahwa pesantern akan menjadi prioritas maka kita bisa menulis tentang pesantren. Inspirasi bisa dikonsturksi, diciptakan atau dikondisikan dengan banyak membaca.
5.   Tentukan Waktu Utama
Tentukan waktu utama menulis, dengan alokasi waktu 24 jam sehari semalam, jadwalkan waktu menulis jangan berbenturan dengan jam kerja, pilihlah waktu yang kita rasa nyaman dengan pilihan waktu itu apakah, pagi, siang atau malam hari. Pegang komitmen untuk disiplin, konsisten terhadap jadwal menulis agar terbiasa psikologis kita menerimanya.


6.Bagi Pemula, Menulis Bebas
Biasakan menulis dengan bebas dalam istilah free writing, melatih menuangkan gagasan dan perasaan seseorang dengan lancar, seperti bercurhat, seakan-akan tulisan itu berangkat dari bahasa lisan. Orang menulis bebas memaksimalkan otak sebelah kanan yang penuh kebebasan, suka spontanitas, tidak suka dengan aturan  sedangkan meminimalkan kerja otak sebelah kiri biasanya suka dengan keteraturan, runtut, sistematis dan penuh dengan pertimbangan.
Menulis bebas pada saatnya akan menjadi tulisan menarik pada masanya.
7.     Menulis di dalam Hati
Menulis di dalam hati atau dal pamikiran, merancag apa saja yang akan di tulis. Ungkapan dari Maxen semua ide-ide yang sangat bagus itu datang kepada kita secara spontan kebetulan. Jadi jangan lewatkan ketika ide bagus datang langsung diproses dalam pikiran, bila perlu di tulis sebentar selanjutnya dapat kita kembangkan dari ide tersebut.
8.   Menulis di Waktu Utama
Setelah di jadwal waktunya gunakanlah menulis di waktu utama ini, Jika kurang ambil yang berikutnya menulis diwaktu luang. Belajarlah disiplin sebagaimana waktu yang telah ditetapkan.
9.     Menulis diwaktu Luang
Sebagaimana menulis ditentukan waktu utama, Jika kurang waktu  gunakan waktu lunag yang ada. Sebaiknya belajarlah disiplin sebagaiman waktu yang telah di tetapkan pada waktu utama.
10.  Menulis yang Dialami
Segera menulis yang dialami baik dalam perjalan atau kegiatan lainnya, tulislah menjadi cacatan perjalanan atau catatan harian. Misalkan hoby berkemah maka jadikanlah sebagai bahan tulisan untuk calon buku kita seperti contoh buku saya “jejak budaya meretas peradaban” merupakan catatan perjalanan dari berbagai belahan dunia, dan nusantara.
11.  Menulis yang Dirasakan
Menulislah sesuai dengan perasan kita, Asma Nadia menulis dengan memanfaatkan kekuatan perasaannya, dengan kondisi sakit justeru itulah kekuatan dia untuk mengeksplor perasaannya menjadi sebuah karya, “Emak Ingin Naik Haji” seperti dalam film ditayangkan TV.



12.  Menulis Selaras Minat Dengan Pekerjaan
Ketika kita menjadi guru maka tuangkanlah tulisan dalam praktik mengajar terbaik atau mendidik kita. Guru punya pengalaman masing-masing yang menarik, kemas itu dalam sebuah tulisan hingga jadi buku.
13.  Menulis dengan Riang
Menulis dengan perasaan bahagia. Albert Einstein mengatakan karya kreatif yang terbaik tidak akan pernah selesai ketika sesorang tidak bahagia. Jadi hanya ketika bahagialah yang menjadikan sesorang bisa melahirkan karya yang terbaik. Begitupun dalam menulis ciptakanlah Susana hati yang dalam prima dan bahagia, agar ide dapat mengalir dengan baik. Pada akhrnya selesai menjadi naskah buku siap cetak.
14.  Menulis yang Banyak
Menulisalah yang banyak, sehari 1 , 2 atau tiga tulisan, dengan menulis banyak berarti kita belajar menulis yang bagus, menurut Branly “Kuantete Produses Kualite”. Kuantias bisa menghasilkan kuantitas dengan kuantitas kita belum tahu mana yang betul-betul berkualitas.
15.  Read Better Write Faster
Bagi yang mahir dalam menulis pada era informasi sekarang ini, pintar membaca dan menulis dengan lebih cepat menulis, menulis bisanya dua jam menjadi satu jam, dan sterusnya
16.  Membuat Motto yang Sangat Dahsyat
Jangan lupa membuat motto yang dahsyat sehingga membuat kita bersemangat seperti “tiada hari tanpa menulis”, “tulis menulis atau mati”.
17.  Menulis dengan Doa
Setiap kita menulis jangan lupa untuk berdoa, menulis dalam keadaan masih berwudu, diawali dengan membaca basmalah, berdoa selesai sholat untuk kesuksesan tulisan, atau bersyalawat dan diakhir setiap tulisan ucapkan hamdalah.
Pada akhir penjelasan Mater Echom berpesan bahwa kesibukan memang selalu ada diantara kita karena hakikatnya hidup ini penuh dengan kesibukan, yang penting bagaimana kita bisa menyiasati kesibukan itu sehingga kita bisa menunaikan tugas, kewajiban kita menulis banyak cara dengan 17 jitu dalam meulis pada buku SOS terapkan mana sekiranya yang sesuai dengan kegiatan menulis kita. Silahkan diamalkan mudah-mudahan berhasil.
Luar biasa tetap semangat. Tiada hari tanpa menulis. Menulis, menulis dan menulis mengasa daya pikir, olah rasa olah daya baca literasi membuka jendela bumi.