Belajar Menulis Bersama Penulis Buku “SOS”
Part 17. “Menulis dalam
Kesibukan “
But Gardner
Apa yang kita
angankan akan lenyap, apa yang akan kita katakan akan musnah,
apa yang kita
lakukan akan tak tersisa kecuali dituliskan. Ia akan
abadi dan
mensejarah. (Master Emcho)
Master Emcho
Blog.http://muchhoiriunesa.blogspot.com
Mengenal lebih dekat Profil Much. Khoiri. Lahir di Desa Bacem, Madiun 24
Maret 1965, Much. Khoiri kini menjadi dosen dan penulis buku dari FBS
Universitas Negeri Surabaya (Unesa), trainer, editor, penggerak literasi.
Alumnus International Writing Program di University of Iowa (1993) dan Summer
Institute in American Studies di Chinese University of Hong Kong (1996)
ini trainer untuk berbagai pelatihan
motivasi dan literasi.
Aktif menulis di
muchkhoiriunesa.blogspot.com; www.kompasiana.com/much-khoiri;
muchkhoiri.gurusiana.id.; jalindo.net; dan sahabatpenakita.id. Instagram:
@much.khoiri dan @emcho_bookstore.
Emailnya muchkhoiriunesa@gmail.com dan
muchkoiri@unesa.ac.id HP/WA:
081331450689. Facebook: Much Khoiri-90.
Much. Khoiri,
seorang dosen dan penulis 42 buku dari Unesa Surabaya. Memuatkan tulisan di
media cetak sejak 1986/1987. Buku Sopo Ora Sibuk (SOS) yang akan disajikan dalam
belajar menulis, sore itu.
Buku terbaru edisi
revisi SOS Sapa Ora Sibuk : Menulis dalam Kesibukan 2020 karya Prof. Much
Khoiri disapa akrab “Master Emcho”.Buku ini sangat menantang penulis untuk
mengajukan pertanyaan. Apa bisa Menulis dalam Kesibukan ?. padahal alasan “maaf
aku sibuk tidak ada waktu” adalah kata pamungkas menolak berbagai macam ajakan, permintaan
seseorang kepada kita.
Master Emcho
mengajak untuk sejenak memperhatikan disekeliling kita semua orang yang
berakivitas penuh dengan kesibukan, bekerja, menulis, di kantor, berpergian,
termasuk orang yang sedang main game pun sibuk main, orang yang menonton sepak
bola sibuk menonton, semua orang sibuk
dengan urusan masing-masing. Semua itu terjadi karena kita hidup maka kita
penuh dengan kesibukan.
Master Emcho
terinspirasi oleh buku Ahmad Rifa’i Rif’an berjudul “Tuhan Maaf Kami Sedang
Sibuk”. Sebuah refleksi kehidupan manusia terhadap sang pencipta yang sering
melupakan Tuhannya karena kesibuknnya.
Hakikatnya selagi
masih hidup maka seseorang itu dalam kesibukkan, mari kita merenung masih
tepatkah alasan “saya lagi sibuk” untuk tidak melakukan sesuatu yang lain.
Menjadi pertanyaan bagi kita penulis mengaku sangat sibuk pada akhirnya tidak
berkarya, tidak menghasilkan tulisan.
Mengapa harus
menulis, dalam But Gardner “ketika kau bicara kata-katamu hanya menggema didalam ruangan saja,
tetapi ketika engkau menulis kata-katamu akan menggema sampai keluar ruangan bertahun-tahun bahkan
berabad-abad lamanya.
Ungkapan bermagis
dari Pramoediya Anata Toer “orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia
tidak menulis ia akan hilang didalam masyarakat dan dari sejarah menulis adalah
bekerja untuk keabadian”, sastrawan ini juga mengatakan bahwa penulis itu
memiliki kedudukan yang mulia begitu seorang pengarang mati tugasnya sebagai
pengarang tidak dapat diambil alih oleh siapapun, sebaliknya jika dosen, camat,
polisi mati dalam waktu singkat ada orang yang mampu menggantikanya.
Betapa pentingnya
alasan kita untuk menulis, sesuatu yang harus diperjuangkan.
Dalam menulis pada
konteks kesibukan harus melakukan didikan diri untuk menulis, mendidik diri
disiplin menulis berani berprinsip reward
and punishment (ada hadiah ada hukuman).
Bila kita tidak
disiplin menulis maka perlu ada hukuman, buatlah hukuman yang adil menurut kita
layak dan mendukung kegiatan menulis kita. Sebaliknya kalau melampaui target
menulis kita juga memberikan hadiah kepada diri sendiri seperti menyelesaikan
buku dalam waktu tertentu maka kita hadiahi diri sendiri seperti jalan-jalan,
menonton TV, beli hp, laptop baru bahkan buku-buku bacaan dan sebagainya. Kata
kuncinya jangan hanya bisa mendidik orang lain tetapi tidak bisa mendidik diri
sendiri.
Menulis itu
berkomunikasi bukan hanya sekedar berekspresi, berasumsilah bahwa menulis itu
berkomunikasi berarti kita berhadapan dengan orang yang diajak berkomunkasi
(pembaca) ungkapan dari Plato orang bijak itu bicara karena mereka punya
sesuatu untuk disampaiakn untuk dikatakan, orang bodoh mereka menyatakan
sesuatu. Bisa saja sesuatu yang tidak penting disampaikan tetapi pentingnya
bicara saja. Sementara orang bijak itu diam tetapi ketika ada sesuatu yang
harus disampaikan maka disampaikan.
Begitupun penulis
tidak sekedar menulis tetapi ada sesuatu yang harus disampaikan dengan menulis.
Mengkomunikasikan gagasan, perasaan, pengalaman dan sebagainya kepada pembaca.
Penulis dan pembaca diibaratkan dalam sebuah forum yang saling berhadapan, maka
dalam menulis gunakan kata : saya, anda, kita, sudara, pembaca sekalian dan
seterusnya. Begitupun dengan materi tulisan harus selaras dengan kebutuhan
audiens, menulislah sesuai yang dibutuhkan pembaca.
Pengorganisasian
tulisan harus bagus, dalam satu halaman buatlah beberapa parafgraf agar mudah
di baca dan di pahami. Aturlah hubungan kalimat dalam paragraf, hubungan
paragraf antar paragraf dan seterusnya. Agar pembaca tertarik sehingga pembaca
terus mengikuti penjelasan buku kita sampai tuntas.
Bahasa tulis kita
harus komunikatif sesuai dengan sangkrah tulisan kalau tulisan ilmiah tentu
bahasa ilmiah, kalau untuk pembaca umum bahasa tulisan kita gunakan semi ilmiah
atau semi popular. Tujuannya supaya pesan tulisan kita enak dibaca dan sampai
kepembaca.
Dalam buku SOS
Sapa Ora Sibuk : Menulis dalam Kesibukan ada 17 jitu dalam menyiasati kesibukan
untuk menulis antara lain :
1.Tetapkan Niat
Menulis
Apa yang membuat kita termotivasi untuk menulis, dasari diri dengan innamalu ‘amalu binniyat, sesunggunya
amal itu tergantung pada niatnya, hal ini penting salah niat akan salah pula
sesuatu itu datang pada alamatnya, Niat dan keyakian menjadi daya dorong ketika
belum bangkit dan menjadi daya tahan ketika ada godaan.
Niat menulis ada dua pertama niat umum/abstrak/filosufis, menulis untuk
mencerdaskan bangsa, menulis untuk beramal jariyah, namun niat ini sulit untuk
diukur. Kedua niat pragmatis, agar mendapat tambahan uang, menambah
penghasilan, ketenaran dan seterusnya.
2.
Rajinlah Membaca
Ada ungkapan yang menarik orang yang sedang membaca itu bagaikan sedang
melihat masa lalu dan masa dapan hadir dalam setiap sejarah dan hadir dalam
setiap imajinasi orang-orang yang bijak.
Susan Sontak mengatakan membaca itu biasanya mendahului menulis pemicu
menulis itu adalah hasil dari membaca. Menjadi pencinta membaca merupakan pemicu kita bisa bermimpi
menjadi seorang penulis.
Ungkapan Natalie. menyatakan bahwa ketika kita membaca buku yang bagus
maka suatu ketika kita menulis, hasil membaca buku yang bagus tersebut keluar
dari tulisan kita.
Dengan demikian bila kita membaca buku yang bagus sangat besar
kemungkinan kutipan-kutipan, pendapat-pendapat asumsi-asumsi yang ada di dalam
buku tersebut akan menginspirasi,
memperkaya analisa, bisa membuat tulisan kita lebih bagus.
3.
Gunakan Alat Perekam Gagas
Kalau sedang berpergian jangan lupa membawa alat perekam, seperti kamera,
handycam, buku saku, handpone. Untuk saat ini Hp merupakan komunkasi yang
multifungsi dapat dijadikan alat perekam suara gambar, atau menulis. Ketika
kita dalam perjalan untuk bekerja atau jalan-jalan ada momen yang menarik kita
dapat merekam dengan hp, hal ini bisa menjadi sumber inspirasi kita menulis,
memperkaya tulisan kita.
Max Gilbert mengatakan pikiran manusia itu seperti payung ia berfungsi
paling bagus ketika ia terbuka. Filosufi
payung menerima masukan dari siapapun. Linus Carl Pauling mengatakan cara
terbaik untuk memiliki sebuah ide yang bagus adalah memiliki banyak ide. Jadi
kita harus memiliki banyak ide sehingga kita dapat memilih ide yang terbagus
dari berberapa ide yang banyak tadi.
Dengan banyak rekaman kita akan mudah memilih ide mana yang terbaik yang
akan kita pilih.
4.
Kobarkan Inspirasi
Inspirasi atau Ilham adalah sesuatu yang membuat kita memunculkan ide
yang paling bagus. Inspirasi tumbuh dan berkembang berkat kekayaan pengetehuan
dan sebuah pemicu.
Dalam buku Master Emcho tahun 2014 terbitan Elex Media Komputindo
inspirasi itu di rumuskan bahwa inspirasi sama dengan pengetahuan awal, bekal
pengetahuan seseorang miliki nilai tambah, contoh kita tahu tentang dunia
pesantren lalu ada berita di koran tentang pesantren bahwa pesantern akan
menjadi prioritas maka kita bisa menulis tentang pesantren. Inspirasi bisa
dikonsturksi, diciptakan atau dikondisikan dengan banyak membaca.
5.
Tentukan Waktu Utama
Tentukan waktu utama menulis, dengan alokasi waktu 24 jam sehari semalam,
jadwalkan waktu menulis jangan berbenturan dengan jam kerja, pilihlah waktu
yang kita rasa nyaman dengan pilihan waktu itu apakah, pagi, siang atau malam
hari. Pegang komitmen untuk disiplin, konsisten terhadap jadwal menulis agar
terbiasa psikologis kita menerimanya.
6.Bagi Pemula,
Menulis Bebas
Biasakan menulis dengan bebas dalam istilah free writing, melatih menuangkan gagasan dan perasaan seseorang
dengan lancar, seperti bercurhat, seakan-akan tulisan itu berangkat dari bahasa
lisan. Orang menulis bebas memaksimalkan otak sebelah kanan yang penuh
kebebasan, suka spontanitas, tidak suka dengan aturan sedangkan meminimalkan kerja otak sebelah
kiri biasanya suka dengan keteraturan, runtut, sistematis dan penuh dengan
pertimbangan.
Menulis bebas pada saatnya akan menjadi tulisan menarik pada masanya.
7.
Menulis di dalam Hati
Menulis di dalam hati atau dal pamikiran, merancag apa saja yang akan di
tulis. Ungkapan dari Maxen semua ide-ide yang sangat bagus itu datang kepada
kita secara spontan kebetulan. Jadi jangan lewatkan ketika ide bagus datang
langsung diproses dalam pikiran, bila perlu di tulis sebentar selanjutnya dapat
kita kembangkan dari ide tersebut.
8.
Menulis di Waktu Utama
Setelah di jadwal waktunya gunakanlah menulis di waktu utama ini, Jika
kurang ambil yang berikutnya menulis diwaktu luang. Belajarlah disiplin sebagaimana
waktu yang telah ditetapkan.
9.
Menulis diwaktu Luang
Sebagaimana menulis ditentukan waktu utama, Jika kurang waktu gunakan waktu lunag yang ada. Sebaiknya
belajarlah disiplin sebagaiman waktu yang telah di tetapkan pada waktu utama.
10. Menulis yang Dialami
Segera menulis yang dialami baik dalam perjalan atau kegiatan lainnya,
tulislah menjadi cacatan perjalanan atau catatan harian. Misalkan hoby berkemah
maka jadikanlah sebagai bahan tulisan untuk calon buku kita seperti contoh buku
saya “jejak budaya meretas peradaban” merupakan catatan perjalanan dari
berbagai belahan dunia, dan nusantara.
11. Menulis yang Dirasakan
Menulislah sesuai dengan perasan kita, Asma Nadia menulis dengan
memanfaatkan kekuatan perasaannya, dengan kondisi sakit justeru itulah kekuatan
dia untuk mengeksplor perasaannya menjadi sebuah karya, “Emak Ingin Naik Haji”
seperti dalam film ditayangkan TV.
12. Menulis Selaras Minat Dengan Pekerjaan
Ketika kita menjadi guru maka tuangkanlah tulisan dalam praktik mengajar
terbaik atau mendidik kita. Guru punya pengalaman masing-masing yang menarik,
kemas itu dalam sebuah tulisan hingga jadi buku.
13. Menulis dengan Riang
Menulis dengan perasaan bahagia. Albert Einstein mengatakan karya kreatif
yang terbaik tidak akan pernah selesai ketika sesorang tidak bahagia. Jadi
hanya ketika bahagialah yang menjadikan sesorang bisa melahirkan karya yang
terbaik. Begitupun dalam menulis ciptakanlah Susana hati yang dalam prima dan
bahagia, agar ide dapat mengalir dengan baik. Pada akhrnya selesai menjadi
naskah buku siap cetak.
14. Menulis yang Banyak
Menulisalah yang banyak, sehari 1 , 2 atau tiga tulisan, dengan menulis
banyak berarti kita belajar menulis yang bagus, menurut Branly “Kuantete Produses Kualite”. Kuantias
bisa menghasilkan kuantitas dengan kuantitas kita belum tahu mana yang
betul-betul berkualitas.
15. Read Better Write Faster
Bagi yang mahir dalam menulis pada era informasi sekarang ini, pintar
membaca dan menulis dengan lebih cepat menulis, menulis bisanya dua jam menjadi
satu jam, dan sterusnya
16. Membuat Motto yang Sangat Dahsyat
Jangan lupa membuat motto yang dahsyat sehingga membuat kita bersemangat
seperti “tiada hari tanpa menulis”, “tulis menulis atau mati”.
17. Menulis dengan Doa
Setiap kita menulis jangan lupa untuk berdoa, menulis dalam keadaan masih
berwudu, diawali dengan membaca basmalah, berdoa selesai sholat untuk
kesuksesan tulisan, atau bersyalawat dan diakhir setiap tulisan ucapkan
hamdalah.
Pada akhir
penjelasan Mater Echom berpesan bahwa kesibukan memang selalu ada diantara kita
karena hakikatnya hidup ini penuh dengan kesibukan, yang penting bagaimana kita
bisa menyiasati kesibukan itu sehingga kita bisa menunaikan tugas, kewajiban
kita menulis banyak cara dengan 17 jitu dalam meulis pada buku SOS terapkan
mana sekiranya yang sesuai dengan kegiatan menulis kita. Silahkan diamalkan
mudah-mudahan berhasil.
Luar biasa tetap semangat. Tiada hari tanpa menulis.
Menulis, menulis dan menulis mengasa daya pikir, olah rasa olah daya baca
literasi membuka jendela bumi.
Komentar
Posting Komentar