*Dadang Kadarusman Sudah Menulis Sejak Kecil*
“Motivasi
Menulis Setiap Hari dan Menerbitkan Buku”
*Dadang
Kadarusman Sudah Menulis Sejak Kecil*
Oleh Andy
Muhtadin
Awal
Mei 2020 bersama narasumber Bapak Dadang Kadarusman, Seorang Motivator terkenal
Indonesia dan Pembicara Nasional. Temanya Motivasi Menulis Setiap hari dan
Menerbitkan Buku, http://www.dadangkadarusman.com/.
pada kuliah online belajar menulis yang
dimotori oleh Om Jay (Kusumah Wijaya)
Beliau
berbagi pengalaman motovasi bisa Menulis Setiap hari dan dapat Menerbitkan
Buku, Ia bertutur Ayah saya seorang guru sekolah dasar. Ketika saya masih
kecil, beliau sering membawakan buku-buku bacaan. Dari situ saya jadi suka
membaca. Dan dari suka membaca itu kemudian saya berkeinginan untuk menulis.
Jadi sejak kecil saya sudah menulis. Sampai hari ini, alhamdulillah Allah kasih
saya kekuatan untuk terus menulis.
Diawal
penyampian materinya Ia bertanya “Cara apa yang tidak Anda ketahui itu?, Apakah
hal itu juga dihadapi oleh bapak ibu di forum ini?, Apa itu yang harus
diperbaiki?.
Dari
pertanyaan sederhana itu kemudian ia bertutur saya melihat ada 1 aspek yang
perlu diperbaiki pada orang yang ingin mempunyai hasil karya berupa buku.
Menerbitkan buku itu sangat mudah sekali. Beda dengan 20 tahun lalu ketika saya
pertaman kali ingin menerbitkan buku. Ditolak penerbit itu biasa sekali.
Sekarang
tantangan terbesar kita BUKAN pada menerbitkan bukunya. Melainkan pada MENULIS
SETIAP HARInya. Jika kita bisa menulis setiap hari, maka kualitas tulisan kita
akan menarik penerbit datang kepada kita.
Sebagaimana
pengalaman Om Deka (panggilan akrab Dadang Kadarusman) bahwa buku-buku saya
pada umumnya adalah hasil dari penerbit datang dan menwarkan untuk menerbitkan
naskahnya. Tinggal kita mau menerbitkannya atau tidak. Oleh karena itu ubahlah
pola pokir bahwa menerbitkan buku itu susah, menjadi menerbitkan buku itu
sangat mudah.
Om
Deka bertutur melalui rekaman audio bahwa seseorang bisa menulis setiap hari
perlu skill dan trik, bisa mulai dengan pertanyaan-pertanyaan. Contoh ketika
kita membicarakan tentang “menulis setiap hari” kepada khalayak ramai, akan ditemukan tanggapan yang berbeda-beda,
sebagian mengatakan orang yang mampu menulis setiap hari itu adalah luar biasa,
sebagain lain berkomentar tidak demikian
sebab orang yang memiliki karya berupa buku tidak menulis setiap hari, bahkan
sebagian penulis yang menggunakan jasa Gosh
writter pasti tidak menulis setiap hari. Nah rekasi khalayak ramai
tersebut dapat kita jadikan ide menulis.
Sekarang,
saya akan membahas tetang 'WHY' -nya terlebih dahulu. Pepatah mengatakan “ala
biasa karena biasa”. Maka menulislah lama-lama nanti akan terbiasa dan mahir
menulis. Semua hanya karena kita (guru) terbiasa berbicara namun tidak terbiasa
menulis. Maka sekarang ditambah dengan setiap hari menulis. Tuangkan gagasan
melalui tulisan.
Yang
kedua, kenapa kita perlu menulis setiap hari. Karena menulis setiap hari itu
membantu menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh dan jiwa. Terbiasa menulis
dengan sendirinya apa yang kita lihat dan raskan dapat dituangkan kedalam
bentuk tulisan dan terjadi secara spontanitas.
Yang
ketiga. menulis setiap hari itu merupakan healing
remedy, Jadi, jika terbiasa menulis, kita bisa menjadi pribadi yang lebih
sehat.
Kesimpulannya,
kenapa perlu menulis setiap hari karena seorang penerbit buku sejati, bukanlah
orang yang meminta bantuan orang lain untuk menuliskan naskah bukunya.
Melainkan orang yang memiliki kemampuan untuk menuliskan sendiri naskahnya secara
mandiri,
Om
Deka mengingatkan kembali bagaimana kemampuan itu dapat diasah. Tentunya dengan
cara berkomitmen untuk tidak melewatkan 1 hari pun dalam hidup kita TANPA
MENULIS. Kalau penulis mahir 1 hari 1 artikel bagi penulis pemula cukup1
Artikel. Tulislah buah pikiran penulis sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Jangan kecewa ketika tidak ada yang membaca tulisan kita, atau berkomentar negatif tentang tulisan
kita,
WHAT
makes you write something? Apa yang menjadi mendorong Anda untuk menulis?
Pertanyaan ini sederhana. Tapi orang yang tidak menemukan jawaban yang tepat,
akan berhenti ditengah jalan.
Ada
orang yang menulis agar mendapatkan Royalti penulisan buku semata bukanlah
kualitas tulisan dan kepuasan menulis. Maka suatu ketika akan di dapati kecewa
jika bayarannya tidak seperti yang kita harapkan. Uang sebagai pendorong dalam
menulis tidak masalah namun kualitas tulisan yang diutamakan.
Kedua,
menulis dengan dorongan INGIN BERBAGI PENGETAHUAN. Menurut Om Deka hal ini
paling sesuai dengan jiwa pendidik seperti guru.
pertanyaan
banyak orang biasanya kalau menulis setiap hari Idenya dari mana? Jawabnya adalah segala hal yang bisa
ditangkap oleh panca indra kita, karena indra kita adalah sumber ide. Banyak
rangsangan yang masuk kedalam system 6 panca indra kita, jadi jumlah yang di
hasilkan oleh rangsangan itu TAK TERHINGGA.
Tinggal kita olah saja. Pegang teguh prinsip itu. Menulislah setiap
hari…
Materi dilanjutkan dengan
sesi Tanya jawab
Pertanyaan 1
Dari
Dwi Mulyanti Dr SMKN 1 Kademangan Kab. Blitar
Pertanyaan
saya
1. Berapa lama pengalaman bapak mengasah menulis
hingga akhirnya dipercaya oleh penerbit seperti sekarang ini?
2. Sebagai permulaan, Seperti apa strategi dan Tips
memilih penerbit yang sesuai dengan buku yang akan kita terbitkan?
Jawab :
Baik
Bu Dwi. Saya mulai menulis sejak SD, aktif sekali SMP sampai ikut lomba-lomba.
Berarti sudah sekitar 40 tahun menulis. 1. Kapan mulai dipercaya oleh penerbit?
Sekitar 10 tahun lalu. Jadi butuh 30 tahun perjalanan terlebih dahulu. Tapi,
ada tapinya. Kondisi saya dulu beda dengan sekarang. Dulu, penerbit hanya
sedikit. Dan mereka punya bargaining power yang sangat tinggi. Maka mereka
sulit ditembus. Sekarang, ada Sangat banyak penerbit. bahkan menerbitkan
sendiri pun bisa. Sehingga Bu Dwi tidak butuh waktu selama saya untuk diercaya
penerbit. #2. Kalau kita masih pemula, sebaiknya tidak usah menerapkan terlalu
banyak kriteria penerbit. Karena kita yang masih pemula butuh mereka kan ya.
Strateginya paling gampang adalah; Ibu terus ikut kursus menulis seperti ini,
lalu bikin naskah sambil konsultasi terus dengan penyelangara. Omjay, misalnya.
Saya yakin beliau bisa menghubungkan kita dengan penerbit. Jadi ininya seperti
saya jelaskan diawal; Fokus dulu kepada proses mengasah skill menulisnya saja.
Lalu biarkan hasil karyawa ibu berseliweran diruang publik. Nanti, bakal
seperti bakal jadi seperti lampu yang menarik perhatian para laron.
Pertanyaan 2
Saya
Syukri dari padang mau tanya sama bang deka, yang pertama,nulis setiap hari
kalau dipaksakan mungkin bisa ya bang. Tapi tentang Themanya apakah harus
terstruktur atau bagaimana bang. Yang kedua berapa banyak kah kita harus nulis
per hatinya? . Yang ketiga untuk masa berapa lama tulisan trsebut kita
kumpulkan?. Makasih atas jawabannya bang deka.🙏
Jawaban :
Baik
Pak Syukri. Betul pak, kalau dipaksa bisa. Tapi, 'paksaan' adalah sebuah proses
yang efektif untuk mendisiplinan seorang pembelajar yang belum memiliki
'refleks menulis' sendiri. Saya misalnya, sudah mulai menulis sejak SD. Tapi menulis
setiap harinya barus setelah bekerja dibisa HR. Bahkan bagi yang sudah biasa
menulispun butuh dipaksa. 1) Mengenai Thema, dalam tahap belajar; TIDAK USAH
KHAWATIR SOAL TEMA dan sistematika penulisan. Pokoknya nulis saja. Tidak usah
takut salah. toh ini bukan UN kan? Kalau saya bicara dengan penulis yang sudah
pro, saya menuntut mereka hasil karya yang pro. Tapi, bagi pembelajar, yang
terpenting adalah; kemauan untuk terus praktek menulis. Lalu, bersedia
mendengar masukan dari orang lain untuk perbaikannya
#2.
berapa banyak perhari? Targetkan 1 karya tulis. Sepanjang apa? Berapa kata?
Bebas. yang penting, karya tulis itu bisa menampung buah pikiran sehingga
pembaca mengerti. Contoh,. jika kita ingin menulis dengan tema "PANTANG
MENYERAH" misalnya. Tulisan bapak tidak usah 1000 kata. Cukup 2 atau 3
paragraf saja. Lalu, minta orang lain baca. Jika mereka bisa menerima atau
mengerti ide yang ingin bapak sampaikan, berarti tulisan itu sudah menjadi 1
artikel. Nanti, panjang dan bobot tulisannya pelan-pelan ditingkatkan
#3.
Tidak ada standar berapa lama masa pengumpulan. kecuali jika bapak punya
kontrak dengan penerbit. Misalnya disepakati dalam 2 bulan naskah harus
selesai. Kalau bapak menulis untuk tujuan lain, maka waktunya bisa beda lagi
Pertanyaan 3
Heni
Ekawati, S.Pd, M. Pd, Asal
Sy
ingin bertanya pak,,dari mana awalnya sy bercerita yang saya ingin menuliskan
tentang kisah Anak Istimewa yaitu Dunia Tanpa Suara....
Jawab :
Bu
Heni Ekawati Dari kalimat "DUNIA TANPA SUARA" saja sudah mengundang
pertanyaan orang. Saya contohkan ya. Saya akan memulai sebuah tulisan dengan
tema itu. nanti bisa ibu lihat bagaimana mengawali tulisannya.
Paragraf
OM DEKA : Hey kamu. Pernahkah kamu membayangkan bagimana seandainya tidak
seorang pun bersuara didunia ini. Tentu akan sepi sekali harimu kan? Tapi.
bisakah kamu membayangkan seandainya hal itu benar-benar terjadi? Sekarang.
Coba pejamkan matamu. Lalu bayangkan. Andai saja tak segencring suara pun
tertangkap pendengaranmu.
Silakan
bu Heni lanjutkan dengan tulisan sendiri. Dan saya akan melanjutkan dengan
tulisan saya
Paragraf
Buk Heni : Eh, tapi. menurut kamu. Apakah mungkin telingamu benar-benar tidak
bisa mendengat bahkan sekedar bunyi 'ting' pun? Nggak ya. Nggak mungkin kamu
nggak dengar bunyi anakku. Tahu kenapa? Karena ketahuilah sayang, bahwa Allah
sayang banget sama kamu. Sehingga engkau bisa mendengar berbagai macam suara.
Om
Deka :
Paragraf
2 tuch. Bu Heni lanjutkan punyamu ya.
Paragraf
Bu Heni : paragraf terakhir saya begini: Nak. Kamu sudah bersyukurkah dengan
karunia indah itu? Karena ada loh, di desa sebelah. Seorang gadis yang tidak
seberuntung kamu, sayang. Tapi sejak lahir sampai usianya yang menginjak 15
itu, tidak pernah mendengar apapun ditelinganya selain hening semata.
Hebbbatnya..., gadis itu tidak pernah mengeluh nak. Tidak pernah pula sekalipun
dia bersedih. Pokoknyaaa... a-... aaapa ya. Ehm, ibu...ibu kehabisan kata-kata
untuk menjelaskan kemulian dirinya dibalik heningnya dunianya. Jika kamu tidak
keberatan, sayang. Bolehkan Ibu mencari tahu lebih banyak tentangnya dan
menceritakan kisah indah tentang gadis itu kepada hari Jumat nanti?
Om
Deka : Sudah sampai pesannya nggak dengan 3 paragraf itu?, Minimal ada 1
gagasan yang sudah sampai kepada pembaca. Dan diujung ceritanya, ada 'komitmen'
untuk melanjutkan.
Jawaban lanjutan P3
:
Kesimpulan:
orang bilang memulai itu sulit sekali. kalau saya bilang: MULAI SAJA SARI
SEBUAH KATA yang terlintas dalam pikiran Ibu. Insya Allah. nanti akan mengalir
dengan sendirinya. Dan kalau saya, biasanya sebelum menulis bilang begini: Ya
Allah, apa yang saya harus tuliskan hari ini? Bimbing saya ya Allah ya.
Pertanyaan 4
Eti
Haryati dari Bogor
saya
baru tahu adanya Gosh writter itu.tapi saya ingin menerbitkan buku itu klo
hasil dari tulisan saya sendiri. yang menjadi hambatan saya selalu ga pede
ketika ingin mulai menulis, seakan ide itu hilang.bagaimana caranya supaya
tetap semangat untuk bisa menulis dan supaya ide itu ga hilang.
Jawaban :
Ijinkan
saya menambahkan bahwa menggunakan jasa "GHOSTWRITER" itu bukan hal
yang buruk ya. Tapi itu cocoknya hanya untuk mereka yang hanya ingin
menerbitkan buku. kalau kita kan ingin menjadi penulis terampil, maka itu bukan
opsi yang tepat buat kita
Mengenai
tidak pede. Itulah sebabnya tadi saya sampaikan bahwa dalam proses latihan
menulis, kita tidak perlu terikat dengan target berapa jumlah kata. kan di
sekolah dulu ada pelajaran mengarang ya. bu gurunya bilang panjang tulisan
minimal 1500 kata. Widiiih, bagi pemula mah pusing banget. Jadi nyantai aja
Dan
tadi kita bahas juga tentang, tidak usah
baperan dengan respon orang terhadap kualitas tulisan kita. Kita cuek
maksudnya? Bukan. Tapi, kita harus menerima diri sendiri sebagai orang yang
baru belajar. Jadi, kalau pun tulisan kita 'tidak laku' ya nggak apa-apa. Kan
baru belajar. Latih terus aja. Bikin tulisan terus. Kalau belum berani
menunjukkan tulisan itu pada orang lain, biarin aja jadi koleksi pribadi kita.
Sambil terus memperbaiki tekniknya. Nanti kalau sudah ada tulisan yang 'layak'
dicobain ke orang lain, tunjukkan saja. kalau bisa, pilih orang yang tidak akan
bersikap negatif.
Kesimpulan:
Banyak orang tidak pede saat mau menuangkan gagasan lewat tulisan. Saya bilang,
hey boleh jadi seseorang sedang menanti buah pikiran mu untuk dibacanya dengan
penuh kekaguman. So menulislah.
Pertanyaan 5 :
Agus
Purwadi, Ponjong
Maaf
Om DK, dalam menulis sebuah buku apakah kita menentukan judul baru menulis
artikel2 yg berkaitan dgn judul atau kita menulis artikel2 dulu baru diberi
judul utk menjadi sebuah buku?
Jawaban :
Dulu
buku saya yang judulnya "OUTSHINE" diberi judul duluan. Naskahnya
ditulis belakangan. Sedangkan buku "KETIKA SEMUT DAN GAJAH BEKERJA"
ditulis naskahnya duluan. Jadi, tidak ada keharusan menulis judul dulu atau
naskah duluan.
Pertanyaan 6
(Isar
Daduki)
Saya
coba menulis di kompasiana namun yang membacanya tidak begitu banyak, Apakah
tulisan-tulisan itu bisa di jadikan buku kompilasi ?
Jawaban :
Nah,
pak Isar. Kalau sebuah tulisan sedikit yang baca, TIDAK BERARTI tulisannya
tidak bagus. Bisa saja tempat penayangannya yang kurang tepat.
Tulisan-tulisan
bapak bisa dibuat kompolasi. Kalau ketemu audiens yang tepat, tentu akan banyak
yang membacanya
Pertanyaan 7
Isminatun,
Sukoharjo
Sangat
menarik Om Deka. Bgm menjaga keistiqomahan menulis setiap hari? Sebab bagi sy
kdg semangat menulis, kdg luruh semangatnya. Terima kasih.
Jawaban :
itulah
pentingnya menemukan WHAT MAKES YOU WRITE yang tadi kita bahas. Karena hal itu
akan menentukan tingkat istiqomah kita. Tapi jawaban dari WHAT tadi sifat
individual. : Kalau kita menulis karena uang, maka bakal berhenti ketika hasil
karyawa kita nggak jadi uang banyak. Tapi kalau kita punya alasan yang lebih
tinggi lebih mulia lebih bernilai Insya Allah akan istiqomah. Saya, misalnya.
Sekarang menulis lebih karena ingin agar Allah mengajari saya sesuatu. lalu
yang Allah ajarkan itu saya bagikan kepada orang lain.
Dengan
itu, maka saya selalu tanya; Ya Allah, hari ini saya bisa belajar apa?
Dapat
jawabannya, dituliskan lalu dibagikan
Makanya
sekarang saya justru lebih tertarik untuk menulis artikel setiap hari kemudian
diberikan secara free daripada memikirkan menerbitkan buku
Dengan
demikian, maka gagasan saya bisa lebih cepat sampai kepada orang lain
Kesimpulan:
Temukan, hal apa yang bisa membuat ibu ingin menulis. Atau apa tujuan ibu
menulis. Jika sudah ketemu, nanti ibu akan dengan sendirinya menulis secara
produktif
Moderator AA Bams.
Karena
waktu dibatasi sampai 15.00. Sisa pertanyaan dikirim lewat email atau WA, Om
karena waktumya sudah pukul 15.00, terima kasih banyak atas kesediaan Om untuk
memberikan pembelajaran di sore ini, Tepuk tangan yang meriah.
Om Deka/Pemateri
Baik.
terimakasih Om B, O J dan bapak ibu semua. Mohon maaf bila ada hal-hal yang
kurang berkenan
Komentar
Posting Komentar