Jumat, 17 Juli 2020

Belajar Menulis Bersama Penerbit Buku Ajar Simulasi dan Komunikasi Digital



Part 14. “Merancang Desain Pembelajaran Modern

Selasa, 28 April  2020. Narsum Dr. Paidi, S.Pd., M.TPd.  karya menulisnya telah masuk jurnal Internasional. Beberapa karya lainnya digunakan oleh perusahan-perusahan terkenal. Ia seorang kepala sekolah, sekaligus dosen. Berbagai ilmu dan pengalamnnya pada peserta  belajar menulis online via group WA.
Dr. Paidi, S.Pd., M.TPd, Lahir di Bantul, 01 Januari 1971 beralamat di jalan.      Beralamat di jalan. Timur Indah V No. 39 RT. 19  Kelurahan Sidomulyo Kota Bengkulu 38229, Alamat Surel paidi1971@gmail.com, Blog
        https://pdsmk1bkl.blogspot.com. Jabatan sekarang sebagai  Kepala SMKN 4 Kota
     Bengkulu,  Ketua MKKS SMK Kota Bengkulu sekaligus     Ketua MKKS SMK
      Provinsi Bengkulu. Pendidikan terakir S3 Prodi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri  Jakarta Sebagai guru, dosen luar biasa, tutor bahkan asesor ia jalani hingga sekarang.  Karya terakhir buku “Membuat Laporan Keuangan dengan MyOB 19.6” Edisi II tahun 2019. Buku Ajar Simulasi dan Komunikasi Digital, Tingkat SMK/MAK Kelas 10 tahun 2019. Karya yang pernah di muat pada Jurnal internasional adalah The Developnen Of Blended Learning Based On Handphone for Computer System Subject on XI Grade of SMKN 1 Bengkulu City,  Humanities & Social Sciences Reviews eISSN: 2395-6518, Vol 7, No 3, 2019, pp 497-502.
Memasuki materi Dr. Paidi menjelaskan tetang cara mendesain buku pembelajaran. Teknik dan pendekatan yang digunakan adalah mengacu pada tokoh fenomenal bidang desain pembelajaran yaitu Prof Dr. Atwi Suparman (mantan rektor UT) dan Dick & Carrey. Secara umum dalam mendesain pembelajaran dan sekaligus menghasilkan bahan pembelajaran secara ilmiah dapat diliat pada bagan berikut ini :
  Bahan lengkapnya terdapat pada PPT sudah lebih awal di sher dalam group WA belajar sebelum pelajaran mulai.
Lebih lanjut Dr. Paidi menuturkan bahwa secara umum Proses perancangan desain pembelajaran terdiri dari 11 langkah yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Langkah 1, Kita perlu mendapatkan data dan informasi guna mendapatkan masukan dari siswa/pengguna atas materi-materi yang dianggap sulit atau perlu dipelajari lebih lanjut.
Langkah 2, berdasarkan data yang di dapat dari langkah 1 selanjutnya kita perlu membuat identifikasi kebutuhan peserta didik terhadap mata pelajaran / bahan yang akan kita rancang.
Langkah 3, berdasarkan data langkah 2 selanjutnya kita mulai membuat analisis instruksional/pembelajaran mata pelajaran yang akan kita rancang.
Langkah 4, seorang perancang perlu mendapatkan gambaran karakteristik peserta didik yang akan menjkadi target atau pemakai buku yang kita rancang.
Langkah 5, membuat rumusan tujuan instruksional khusus (penggunaan istilah instruksional disini berdasarkan sumber asli yang di karang oleh Dick & Carrey yaitu instructional).
Langkah 6, melakukan penyusunan TES.
Langkah 7, membuat perencanaan strategi instruksional/pembelajaran yang akan digunakan (dalam hal ini merancang pembelajaran secara blended learning)
Langkah 8, mengembangkan dan memilih bahan instruksional. Bahan pembelajaran yang dirancang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu bahan tercetak dan bahan online. Dalam hal perancangan bahan pembelajaran (Buku) dapat digunakan teori Rothwel yaitu cara-cara untuk membuat buku yg sifatnya tercetak. Untuk bahan online bisa menggunakan teori hannafin yaitu untuk merancang bahan yang non cetak alias online.
Bahkan pada tingkat mahir bisa mengkombinasikan dengan teori/model lain, sesuai dengan karakteristik bahan pembelajarannya.
Langkah 9, setelah draft bahan tersedia (langkah 8) selanjutnya perlu dilakukan evaluasi formatif sebagai berikut : 1. one-to-one expert dengan melibatkan 4 orang pakar (pakar Desain, pakar Media, pakar Materi, pakar bahasa); 2. One-to-one learner (melibatkan 3 orang siswa yang berasal dari siswa peringkat atas, menengah dan bawah); 3. Evaluasi small group (melibatkan sekitar 9 siswa yang berasal dari kelompok, menengah dan bawah); 4. Field trial yaitu tahap uji coba luas dengan melibatkan siswa sekitar 30 siswa  yang berasal dari kelompok atas, menengah dan bawah. Setiap tahapan muai evaluasi one-to-one, evaluasi small group akan menghasilkan namanya draft bahan pembelajaran dan setelah field trial baru dinamakan prototipe bahan pembelajaran.
Langkah 10, melakukan evaluasi formatif, yang dimaksud TES Formatif disini adalah tes yang dibuat (modelnya bisa multiple choice, Essay dll) atas materi yang ada di bahan pembelajaran. Tes ini dibuat oleh si perancang buku yang sebeluamnya telah melalui telaah oleh pakar dan uji validitas maupun reabilitasnya. Khusus untuk langkah yang terakhir.
Langkah 11, merancang dan mengembangan evaluasi sumatif sifatnya tidak harus dilakukan dalam proses desain pembelajaran karena harus dilakukan oleh pihak lain. Sedangkan tes sumatif dalam konsep desain ini adalah penilaian oleh lembaga lain (eksternal) atas kelayakan bahan yang dibuat oleh si Perancang buku tersebut.
Sedangkan untuk buku pembelajaran yang dirancang untuk keperluan penerbit bisanya pihak penerbit sudah mempunyai format/standar tertentu. Sehingga jika penulis ingin memasukkan buku agar bisa diterbitkan oleh penerbit maka format yang digunakan harus mengacu kepada format yang digunakan oleh penerbit.
Contoh bahan pembelajaran dirancang dengan format research dan versi penerbit lebih pada aturan tata cara pengetikan seperti desain cover, isi dan lain-lain yang diberlakukan penerbit jika buku tersebut dicetak oleh Penerbit.
Pemateri pernah merancangkan sebuah desain pembelajaran untuk SMKN 1 Bengkulu, dimana waktu itu pihak sekolah kesulitan untuk mencari pola pembelajaran untuk siswanya yang melaksanakan di industri sekitar 6 bulan, maka dibuatkan sebuah konsep namanya blended learning dan alhamdulilah bisa digunakan dengan media yang dipakai siswa dan guru kala itu adalah Handphone. Praktek pembelajarannya memang menggabungkan antara pembelajaran di classroom dengan online. Software untuk e-learning tersebut menggunakan moodle, murah meriah karena sifatnya open source.
Prinsipnya desain pembelajaran itu bisa untuk semua mata pelajarannya, yang membedakannya terletak pada isi pelajarannya. kelebihan desain pembelajaran ini adalah akan mengasilkan buku pembelajaran yang bisa dijamin kebenaranya selagi prosedur dikerjakan dengan benar. Kelebihan lain juga desain pembelajaran ini akan dilengkapi dengan instrumen pendukungnya termasuk model pembelajarannya sudah ditentukan.
Desain pembelajaran cocok untuk semua jenis mata pelajaran dan jenjang sekolah selagi bahan/materi buku masih dalam lingkup mata pelajaran itu sendiri, silahkan dicobakan menggunakan alur desain pembelajaran ini.
Demikian, cara mendesain bahan pembelajaran yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawaban, jika tahapan di atas dilakukan secara benar. Maka tidak akan terjadi kasus salah gambar dan lain-lain. Jika fokus untuk desain buku 6 bulan sudah selesai setiap bab harus diujikan untuk tahap small group dan field trial.
“oh… iya, mohon maaf belum bisa menjawab semua pertanyaan saat ini. Mohon bantuan Pak Bambang (moderator) untuk dicatat dan kirimkan ke email. Insyallah nanti jawabannya saya kirim. Jika ada pertanyaan bisa dikirim ke email  paidi1971@gmail.com”. Ucap Dr. Paidi menutup materi belajar menulis online gelombang 9.